kau dan mereka
June 12, 2013 22 Comments
sekedar menulis
June 12, 2013 22 Comments
Filed under puisi Tagged with asal puisi, kau, mereka, puisi asal, puisi gundah, puisi risau, puisi tak berkelas
About kangyan
hanya seorang awam yang suka menulis sebelum tidur... menulis tentang apa saja, dari yang di dengar, di lihat dan di rasakan... bentuk tulisan sekedar ekspresi pemberontakan yang hanya tersalur lewat tulisan...
Ide awal membuka loket pembayaran online ini, dari adanya PC di rumah yang kebetulan sudah terkonek internet dan harus di bayar setiap bulanya.. Baca tulisan ini lebih lanjut »
Nomor kartu seluler yang rata rata 10 sampai 12 digit tentu bagi sebagian orang tidak mudah untuk bisa menghapalnya. Pengalaman ... Baca tulisan ini lebih lanjut »
Pekerjaan di mulai dari pengukuran limbah kayu di sesuaikan dengan ide yang ada dalam pikiran tentang sangkar yang mau di buat. Langkah kedua penggergajian setelah di ukur dan di garis... Baca tulisan ini lebih lanjut»
Beternak burung kenari dalam prakteknya ternyata tidak semudah yang di bicarakan orang, seperti yang di katakan seorang temen yang pernah beternak, katanya ternak burung kenari itu...
Baca tulisan ini lebih lanjut»
Kegiatan membersihkan sangkar burung ini sudah menjadi bagian dari rutinitas keseharian saya sepulang kerja...
Baca tulisan ini lebih lanjut »
Menurut saya kalau kita ingin beternak yang harus pertama kali di siapkan adalah kandang untuk ternaknya...
Baca tulisan ini lebih lanjut»
“Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin” sebuah peringatan yang terpangpang jelas di.. Baca tulisan ini lebih lanjut »
Wong Cilik
ini puisi buat sapa Kang ? 😛
bisa buat siapa aja mbak, tergantung si pembaca menterjemahkanya…
bagus kang 🙂
makasi Nis….
iki ttg apa toh om? byk kmungkinan ni ^^
ya begitulah puisi gan, bisa multi tapsir…
Buat asmie “Kau” dan “Mereka” tidak sama, kenapa? karena “Kau” meracau memang karena lapar tidak ada yang bisa dimakan, dan lihat saja penampilannya bisa dibilang “Kau” gila sesungguhnya gila, tapi klo “Mereka” itu GILA.
*mbulet ya kang? sama, asmie juga bingung* ha ha ha… 😀
hehe oke As,,,, kalau gitu kita sama, bingung mencari persamaanya atau perbedaanya….
wis klo sama sama bingung gak usah dicari aja ya Kang… 😉
iya biarkanlah kita mengartikanya sendiri sendiri hehe
Wahhh si akang buat puisi yang kelas berat nih,,, jadi hanya yang ahli saja yang bisa mengerti maksutnya,,
hehe biasa aja gan hanya puisi sederhana dg bahasa yg sederhana….
Benar kang agak rumit,, ini saya coba terjemahkan ya, tapi kalo salah jangan diketawain :
” Tukang Demo vs Yang di Demo ”
Benar apa salah kang? ini saya ambil dari (rambut kotor bergerai panjang dgn baju kumal, suara lantang dan ngawur)
Kalo salah jangan diketawai, maklum waktu sekolah nilai bahasa kurang memuaskan.. heheee
dari berbagai sumber yang saya baca mengenai makna di balik sebuah piuisi, pembaca bebas untuk menterjemahkanya… jadi sangat di mungkinkan sebuah puisi akan jadi multi tafsir tergantung pembaca menafsirkanya. itu sah sah saja..
Kereeeeeeeen….. jempol sadayana Kang.
hatur nuhun Neng…..
lgi coba mencerna makna nih puisi gan..
silakan gan,,,, puisi bebas di artikan kho….
hmmmmmmm… indah A’
makasi Pace….
lagi belajar hehe
Ternyata pinter nulis puisiiiiii…ah sukaaaa !
eh jadi malu…. belajar aja mbak Lies…..
oiya mbak nama mbak di komentar nge-linknya ke gravatae ya, gak langsung ngelink ke blog….